Selasa, 21 Februari 2012

KONSEP DASAR STRATIFIKASI SOSIAL

Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat. Pengahargaan yang tinggi terhadap hal-hal tertentu akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Gejala tersebutlah yang menimbulkan lapisan masyarakat, yang membedakan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.
Bahkan pada zaman kuno dahulu, filosof Aristoteles (Yunani) mengatakan didalam negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, yang melarat, dan yang berada ditengah-tengahnya. Hal ini membuktikan bahwa di zaman itu, dan sebelumnya, orang telah mengakui adanya lapisan di masyarakat yang bertingkat-tingkat dari bawah ke atas.

TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL
Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang biasa menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian keanggotaan seorang kepala masyarakat dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu.
Pada masyarakat yang hidupnya dari berburu hewan, alasan utama adalah kepandaian berburu sedangkan pada masyarakat yang telah menetap dan bercocok tanam maka kerabat pembuka tanah (yang dianggap asli) dianggap sebagai orang-orang yang menduduki lapisan tinggi.
Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi, sesuai dengan kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial tidak demikian. Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian dari sistem sosial di masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar