Setiap
masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal
tertentu dalam masyarakat. Pengahargaan yang tinggi terhadap hal-hal
tertentu akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih
tinggi dari hal-hal lainnya. Gejala tersebutlah yang menimbulkan
lapisan masyarakat, yang membedakan posisi seseorang atau suatu
kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.
Bahkan
pada zaman kuno dahulu, filosof Aristoteles
(Yunani) mengatakan didalam negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka
yang kaya sekali, yang melarat, dan yang berada ditengah-tengahnya.
Hal ini membuktikan bahwa di zaman itu, dan sebelumnya, orang telah
mengakui adanya lapisan di masyarakat yang bertingkat-tingkat dari
bawah ke atas.
TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL
Adanya sistem lapisan
masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan
masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk
mengejar suatu tujuan bersama. Yang biasa menjadi alasan terbentuknya
lapisan masyarakat dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur,
sifat keaslian keanggotaan seorang kepala masyarakat dan mungkin juga
harta dalam batas-batas tertentu.
Pada masyarakat yang hidupnya
dari berburu hewan, alasan utama adalah kepandaian berburu sedangkan
pada masyarakat yang telah menetap dan bercocok tanam maka kerabat
pembuka tanah (yang dianggap asli) dianggap sebagai orang-orang yang
menduduki lapisan tinggi.
Secara teoritis, semua manusia
dapat dianggap sederajat. Akan tetapi, sesuai dengan kenyataan hidup
kelompok-kelompok sosial tidak demikian. Pembedaan atas lapisan
merupakan gejala universal yang merupakan bagian dari sistem sosial
di masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar