Sabtu, 13 November 2010

Diferensiasi Sosial


Diferensiasi sosial adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukkan adanya suatu tingkatan (hierarkis). Diferensiasi sosial merupakan klasifikasi terhadap perbedaan-perbedaan yang biasanya sama. Artinya, tidak ada golongan dari pembagian tersebut yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi ataupun lebih rendah. Ada beberapa bentuk diferensiasi sosial (bisa disingkat REKAP-G), antara lain:

1) Diferensiasi ras

Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Pengelompokan berdasarkan ras bersifat jasmaniah, seperti warna kulit, rambut serta bentuk-bentuk bagian wajah. Secara garis besar, manusia dibagi ke dalam tiga kelompok ras utama, yaitu:

· Ras Mongoloid dengan ciri-ciri kulit kuning sampai sawo matang, rambut lurus, bulu badan sedikit, dan mata sipit.

· Ras Kaukasoid memiliki ciri fisik hidung mancung, kulit putih, rambut pirang sampai coklat kehitaman, dan kelopak mata lurus.

· Negroid dengan ciri fisik rambut keriting, kulit hitam, bibir tebal, dan kelopak mata lurus.

Ciri-ciri fisik setiap ras berbeda karena beberapa faktor, antara lain:

a. Kondisi geografis dan iklim

Orang yang hidup di daerah dingin akan memiliki hidung yang bentuknya lebih panjang dan menonjol. Bentuk seperti ini akan sangat membantu mereka untuk memanaskan dan melambabkan udara sebelum masuk ke paru-paru. Sedangkan orang yang hidup di daerah tropis cenderung memiliki hidung yang lebih lebar.

b. Faktor makanan

Perbedaan jenis makanan akan menimbulkan variasi-variasi sosok tubuh. Orang yang sosok tubuh lebih besar cenderung dapat dijumpai pada daerah yang berhawa dingin, seperti pada daerah bumi belahan Utara. Sementara itu, di daerah tropis sebaliknya.

c. Faktor perkawinan

Mobilitas masyarakat demikian besar, sehingga memungkinkan terjadinya pembauran atau perkawinan campur (amalgamasi). Ras yang sama belum tentu memiliki ciri fisik yang sama. Misalnya ras kaukasoid menikah dengan ras negroid, maka anak yang akan dilahirkan kemungkinan memiliki warna kulit putih atau warna kulit hitam.

2) Diferensiasi etnis (suku bangsa)

Diferensiasi sosial berdasarkan etnis atau suku bangsa menunjukkan bahwa masyarakat terdiri atas berbagai suku bangsa dengan bahasa dan kebudayaan masing-masing. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa ialah group suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Suku bangsa merupakan hasil proses dari sistem kekerabatan yang lebih luas. Masyarakat dalam kekerabatan ini tetap percaya bahwa mereka memiliki persamaan darah dan keturunan dari nenek moyang mereka. Menurut Van Vollen Hoven jumlah suku bangsa di Indonesia adalah 316 buah, sedangkan menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat sekitar 119 buah. Meskipun suku-suku ini berjauhan dan bahasanya berbeda, namun mereka memiliki dasar-dasar persamaan berikut:

a) Dasar kehidupan sosial yang sama berdasarkan asas kekerabatan (kekeluargaan).

b) Asas-asas yang sama dalam hak atas tanah (hak kepemilikan tanah).

c) Asas-asas persamaan dalam hukum adat.

d) Sama-sama memiliki suatu bentuk perserikatan dan bentuk hubungan yang tidak dibuat tetapi terjadi, yaitu lembaga adat istiadat penduduk asli.

3) Diferensiasi klen

Klen sering juga disebut kerabat atau keluarga besar/luas (extended family). Klen merupakan kesatuan genealogis (kesatuan keturunan), religio magis (kesatuan kepercayaan), dan tradisi (kesatuan adat).

Kesatuan genealogis adalah kesatuan ikatan darah atau keturunan yang sama, yakni dari garis keturunan ayah (patrilineal) atau garis keturunan ibu (matrilineal). Pada masyarakat Batak, misalnya, klen didasarkan pada garis keturunan ayah yang disebut marga. Pada masyarakat Minangkabau klen didasarkan garis keturunan ibu yang disebut paruik.

Dalam masyarakat Indonesia terdapat dua bentuk klen utama, yakni klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) dan klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal).

4) Diferensiasi agama

Diferensiasi berdasarkan agama terwujud dalam kenyataan sosial bahwa masyarakat terdiri atas orang-orang yang menganut suatu agama tertentu termasuk dalam suatu komunitas atau golongan yang disebut umat. Oleh karena itu, di dalam masyarakat dijumpai sebutan umat Islam, umat Kristen, umat Hindu, ataupun umat Budha. Sebutan tersebut menunjukkan adanya penggolongan penduduk atau warga masyarakat berdasarkan agama yang dianut.

5) Diferensiasi profesi

Diferensiasi profesi merupakan penggolongan masyarakat yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya. Profesi biasanya berkaitan dengan suatu ketrampilan khusus. Misalnya, profesi petani memerlukan ketrampilan khusus, seperti, membajak dan memilih bibit unggul. Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada perilaku sosialnya. Contohnya, perilaku seorang tentara akan berbeda dengan seorang guru ketika keduanya melaksanakan pekerjaannya.

6) Diferensiasi gender

Walaupun tidak tepat diklasifikasikan atas dasar tingkatan (laki-laki berada pada lapisan atas dan perempuan pada lapisan bawah), pada masyarakat tertentu umumnya seperti masyarakat patrilineal, perbedaan jenis kelamin juga menentukan tingkatannya. Pada masyarakat demikian, laki-laki umumnya menduduki posisi lebih tinggi daripada perempuan. Hal ini biasanya berkaitan dengan hak dan kekuasaan. Misalnya, pada masyarakat Flores, pembagian tanah warisan hanya diperuntukkan bagi anak laki-laki.

Konsep Stratifikasi Sosial

Anda tentunya pernah mendengar istilah S1, S2 dan S3 yang merupakan salah satu jenjang pendidikan perguruan tunggi. nah, kali ini sedikit kami bahas mengenai konsep tersebut.
Strata konsep dasarnya adalah lapisan.
Stratifikasi sosial adalah pembedaan/pengelompokan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial secara bertingkat.

Perwujudan pelapisan sosial dalam masyarakat dikenal dengan istilah kelas-kelas sosial yang terdiri atas :
1. Kelas sosial tinggi (upper class),
2. Kelas sosial menengah (middle class), dan
3. Kelas sosial rendah (lower class).

Kelas sosial tinggi meliputi para pejabat atau penguasa dan pengusaha kaya. Kelas sosial menengah meliputi kaum intelektual, seperti dosen, peneliti, mahasiswa, pengusaha kecil, menengah dan pegawai negeri. Kelas sosial rendah merupakan kelompok terbesar dalam masyarakat yang meliputi buruh dan pedagang kecil. Pengelompokan semacam itu terdapat dalam segala bidang kehidupan dimana manusia menjalankan aktivitasnya.

Dasar Stratifikasi Sosial dalam masyarakat

(1) Kekayaan

Seseorang yang memiliki kekayaan yang paling banyak akan menempati stratifikasi teratas. Orang yang memiliki harta benda banyak akan lebih dihargai dan dihormati masyarakat daripada orang yang miskin. Kriteria umum yang biasa dipakai untuk menempatkan seseorang pada lapisan ini antara lain adalah bentuk dan perabot rumah yang besar dan mewah, jenis mobil yang digunakan, simpanan dalam bentuk kepemilikan tanah yang luas, dan nilai pembayaran pajak yang umumnya besar. Karena itu masyarakat menempatkan orang-orang tersebut pada lapisan masyarakat atas.

(2) Kekuasaan

Kekuasaan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menetukan kehendaknya terhadap orang lain (yang dikuasai). Kekuasaan didukung oleh lain,struktur seperti kedudukan atau posisi tertentu seseorang dalam masyarakat, kekayaan yang dimiliki, kepandaian, bahkan kelicikan. Seseorang yang memiliki kekuasaan akan menempati strata yang tinggi dalam struktur sosial masyarakat yang bersangkutan.

(3) Keturunan

Dalam masyarakat feodal, anggota masyarakat dari keluarga raja atau kaum bangsawan akan menempati lapisan atas, seperti orang yang bergelar andi di masyarakat Bugis, Raden di masyarakat Jawa, Tengku di masyarakat Aceh, dan sebagainya. Umumnya mereka disebut dengan ungkapan orang berdarah biru.

(4) Pendidikan

Dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan atau pendidikan, orang yang memiliki keahlian atau profesionalitas akan mendapatkan penghargaan yang lebih besar dibanding orang yang tidak memiliki keahlian dan berpendidikan rendah ataupun buta huruf. Mereka yang termasuk golongan ini adalah para peneliti, cendekiawan atau dosen, dokter, hakim, para atlet dan sebagainya.